Faktor Kebugaran jasmani dan Psikologi

Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh manusia untuk melakukan aktivitas tanpa harus mengalami kelelahan yang berlebihan. Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Sudarno yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani merupakan suatu kondisi ketika tubuh mampu menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik dan efektif tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan tubuh masih memiliki cadangan energi untuk melaksanakan tugas lainnya. Istilah lain dari kebugaran jasmani adalah physical fitness.

Kesegaran jasmani akan membantu orang-orang untuk beraktifitas dengan lebih efisien dan efektif tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Apabila kondisi kebugaran jasmaninya tidak baik, maka sangat disarankan orang tersebut untuk tidak melakukan aktivitas olahraga secara maksimal, cukup sekedar saja. Apabila dipaksakan, segala organ tubuh yang berkaitan dengan aktivitas olahraga tersebut seperti jantung, persendian, otot dll tidak siap sehingga dapat menimbulkan cedera yang memebahayakan orang itu sendiri.

Adapun kebugaran jasmani seseorang dinyatakan baik apabila telah memenuhi 10 komponen fisik, yaitu:

1) Kekuatan (Strenght)
Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Kekuatan memegang peranan yang penting, karena kekuatan adalah daya penggerak setiap aktivitas dan merupakan persyaratan untuk meningkatkan prestasi. Dalam permainan sepak bola, kekuatan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan permaian seseorang dalam bermain. Karena dengan kekuatan seorang pemain akan dapat merebut atau melindungi bola dengan baik (selain ditunjang dengan faktor teknik bermain yang baik). 

2) Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan adalah kemampun untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama, dan setelah berlatih dalam jangka waktu lama tidak mengalami kelelahan yang berlebihan. Setiap cabang olahraga membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Daya tahan penting dalam olahraga, seorang atlet melakukan kegiatan fisik yang terus menerus dengan berbagai bentuk gerakan seperti berlari, melompat, dan sebagainya yang jelas memerlukan daya tahan yang tinggi. 

3) Daya Otot (Muscular Power) 
Daya otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerjakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal-hal tersebut akan mempengaruhi daya otot. Jadi daya otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara tiba-tiba. Pemakaian daya otot ini dilakukan dengan tenaga maksimal dalam waktu singkat dan pendek. Orang yang sering melakukan aktifitas fisik membuat daya ototnya menjadi baik. 

4) Kecepatan (Speed)
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Oleh karena itu seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat melakukan suatu gerakan yang singkat atau dalam waktu yang pendek setelah menerima rangsang. 

5) Daya Lentur (Fleksibility)
Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh. Kelentukan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu persendian. Jadi meliputi hubungan antara tubuh persendian umumnya tiap persendian mempunyai kemungkinan gerak tertentu sebagai akibat struktur anatominya. Dengan demikian kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan gerakan secara bebas. Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk penguluran dan kelentukan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan adalah usia dan aktifitas fisik pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat menurunnya aktifitas otot sebagai akibat berkurang latihan (aktifitas fisik). 

6) Kelincahan (Agility)
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup. Kelincahan adalah kemampuan merubah secara tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Kelincahan sering dapat kita amati dalam situasi permainan sepak bola, misalnya seorang pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih dapat menguasai bola dan mengoperkan bola tersebut dengan tepat kepada temannya. Dan sebaliknya, seorang pemain yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh. 

7) Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot. Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot. Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun olah raga untuk itu penting dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Seorang pemain sepak bola apabila memiliki keseimbangan yang baik, maka pemain itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu menguasai bola. Apabila keseimbangannya baik maka pemain tersebut tidak akan mudah jatuh dalam perebutan bola maupun dalam melakukan body contact terhadap pemain lawan. 

8) Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerak yang berada berada ke dalam pola garakan tunggal secara efektif. Jadi apabila seseorang itu mempunyai koordinasi yang baik maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan mudah secara efektif. 

9) Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran, sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bidang tubuh. Dengan latihan atau aktivitas olahraga yang menuju tingkat kesegaran jasmani maka ketepatan dari kerja tubuh untuk mengontrol suatu gerakan tersebut menjadi efektif dan tujuan tercapai dengan baik. 

10) Reaksi (Reaction)
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau rasa lainnya. Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian bentuk tes kemampuan. Reaksi dapat dibedakan menjadi tiga macam tingkatan yaitu reaksi terhadap rangsangan pandang, reaksi terhadap pendengaran dan reaksi terhadap rasa.


Psikologi
Psikologi adalah ilmu kejiwaan atau mental. Dalam olahraga kejiwaan seorang atlet dapat mempengaruhi aktivitas olahraga yang sedang dijalankan. Contohnya, bagi beberapa orang, bila sedang jogging sambil mendengarkan sebuah lagu yang bertempo ngebit menggunakan earphone, maka aktivitas olahraganya dapat dipengaruhi oleh music tersebut, yaikni dapat semakin cepat seiring irama musiknya. Hal ini yang yang dapat menunjukan bahwa apa yang ada di pikiran seorang atlet akan terpancar dari bentuk aktivitasnya. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan psikologi dalam olahraga,  yaitu:

a.       Emosi
Emosi adalah reaksi prilaku yang timbul akibat adanya rangsangan yang datang dari luar ataupun dari dalam diri sendiri. Bentuk-bentuk emosi pun bermacam-macam daintaranya adalah emosi bahagia, marah, sedih, bimbang, dll. Bagi para atlet, emosi ketegangan adalah sesuatu yang ditakuti karena pengaruhnya besar terhadap penampilan dan prestasinya.Ketegangan dan kecemasan dirasakan sangat menekan sebelum bermain atau betanding. Reaksi-reaksi emosi tersebut dapat berkurang atau menghilang setelah memasuki pertandingan dan dapat timbul emosi lain yang berkaitan dengan penampilan itu sendiri. Kurang mampu menguasai emosi dapat menyebabkan seorang atlet harus membayar mahal karena tidak bisa melanjutkan pertandingan

b.      Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang datang dari dalam maupun luar individu untuk melakukan sesuatu atau mencapai suatu target. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi interinstik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datang dari dalam diri seseorang. Contohnya rasa ingin memenangkan suatu pertandingan bagi seorang atlet. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar dir seseorang. Contohnya, seorang atlet akan mendapatkan bonus uang sebesar 50 juta rupiah apabila berhasil mendapatkan mendali emas pada PON.
Motivasi juga dapat menjadi penyebabnya cedera bila motivasi yang ada adalah motivasi yang bersifat negative, seperti motivasi untuk membalaskan dendam kepada lawan dalam beladiri, atau motvasi dibayar oelh seseorang untuk melukai seseorang saat bertanding.

c.       Konsentrasi/ kognisi/inteligensi
Aspek ketiga dalam kepribadian yang banyak dibicarakan oleh para psikolog olahraga adala aspek kognitif atau inteligensi. Beberapa cabang olahraga membutuhkan kemampuan kognisi yang lebih besar dalam bentuk taktik dan strategi seperti tenis, bulu tangkis, basket, balap sepeda dan tinju. Dalam suatu pertandingan, seorang atlet memerlukan inteligensi yang memungkinkan tindakan cepat dan tepat, banyak inisatif dan kreasi. Fungsi inteligensi diperlukan untuk menyusun strategi bermain, untuk memahami kekuatan dan kelemahan lawan dan dirinya sendiri, untuk memahami pola permainan yang akan dilakukan agar memenangkan pertandingan.

Beberapa bentuk psikologi diatas adalah bagian penting yang harus dijaga dalam menjalankan aktivitas olahraga, salah satu saja dari aspek itu sudah terganggu, akan merusak aspek yang lainnya juga contohnya apabila seorang atlet memiliki emosi yang meluap-luap terhadap lawannya, maka motivasi yang ada padanya adalah motivasi untuk melukai lawannya, sehingga menyebabkannya gagal dalam berkonsentrasi pertandingan.

Komentar

Postingan Populer