Pendidikan kesehatan sekolah

1. Pengetahuan penyakit

Penyakit yang Menyerang Pernapasan
Dari macam-macam penyakit menular yang dapat terjadi, penyakit pada pernapasan merupakan yang paling umum dan lazim terjadi di Indonesia. Penyakitnya antara lain adalah ISPA (infeksi saluran napas akut), TBC dan pneumonia (radang berbahaya pada paru-paru). Penyebaran penyakit menular ini ialah melalui droplet pernapasan atau melalui percikan ludah atau dahak penderitanya yang masuk ke dalam saluran pernapasan orang yang sehat. Di antara penyakit di atas, penyakit TBC dan pneumonia membutuhkan perhatian khusus karena memiliki komplikasi yang berbahaya dan mutlak membutuhkan penanganan secara medis.

Cara Mencegah: Mencuci tangan dengan sabun sehabis bepergian, menyentuh barang dan sebelum makan mampu mencegah penyakit ini. Sarankan juga penderita penyakit pernapasan untuk menutup mulut ketika batuk dan bersin serta jangan membuang dahak sembarangan.

Penyakit yang Menyerang Mata
Penyakit mata merah dan belekan merupakan salah satu dari macam-macam penyakit menular. Meski lebih jarang terjadi, penyakit menular pada mata membutuhkan perhatian khusus karena tingkat penyebarannya yang mudah dan cepat. Gejalanya ialah mata merah, gatal dan belekan (meski tidak semua mata merah merupakan penyakit menular).

Cara Mencegah: Mencuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan penderita penyakit mata. Bila sedang menderita penyakit mata menular, jangan sering menyentuh mata Anda tanpa mencuci tangan dengan sabun setelahnya. Saling melihat tidak akan menularkan penyakit menular pada mata.

Penyakit Menular Melalui Makanan dan Minuman
Sudah rahasia umum bahwa makanan yang tidak bersih adalah sumber penyakit bagi tubuh. Dari macam-macam penyakit menular yang dibahas, penyakit menular melalui makanan tidak dapat disepelekan. Penyakit yang dapat adalah tifoid, diare, disentri, Hepatitis A, cacingan, serta keracunan makanan. Penularan penyakit terjadi dari air dan makanan yang terkontaminasi feses dari penderita penyakit yang sama.

Cara Mencegah: Tidak kelihatan bukan berarti tidak ada. Kalimat tersebut cocok menggambarkan penularan penyakit menular melalui makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang bersih secara fisik belum tentu bebas kuman dan partikel feses. Pastikan air yang dikonsumsi merupakan air kemasan atau sudah dimasak sampai mendidih terlebih dahulu. Pilih juga makanan yang dibuat sendiri agar kebersihannya lebih terjamin. Hindari makan di daerah dengan wabah penyakit tertentu, misalnya wabah Hepatitis A.

Penyakit Menular Melalui Hewan
Penyakit menular yang terutama dibahas di sini adalah penularan yang diperantarai oleh nyamuk. Ada tiga macam penyakit yang perlu diwaspadai oleh masyarakat Indonesia yang terkait dengan nyamuk; yaitu demam berdarah dengue (DBD), malaria dan filariasis. DBD dan malaria sering menimbulkan kematian pada para penderitanya, sedangkan filariasis dapat menimbulkan komplikasi yang tidak dapat diobati seumur hidup. Penyebaran penyakit ini yaitu melalui cucukan nyamuk yang sebelumnya mencucuk penderita penyakit tersebut.

Cara Mencegah: Menghindari cucukan atau gigitan nyamuk adalah kunci dari pencegahan penyakit ini. Beberapa tips menghindari nyamuk ialah memakai kelambu ketika tidur, melakukan 3M (mengubur, menguras, menutup), menjaga kebersihan rumah dan membunuh jentik nyamuk.

Penyakit Menular Melalui Hubungan Intim dan Cairan Tubuh
Perilaku seksual yang tidak sehat dapat menjadi media penyebaran penyakit menular. Dari macam-macam penyakit menular yang ada, penyebaran melalui hubungan intim dan cairan tubuh merupakan penyakit yang berjalan lama, sulit disembuhkan dan menimbulkan komplikasi berbahaya. Penyakit menular karena hubungan intim banyak jenisnya, misalnya gonorrhea, sifilis dan virus HPV. Sedangkan penyakit menular dari hubungan intim dan cairan tubuh dapat menimbulkan penyakit berbahaya seperti HIV, AIDS, Hepatitis B dan Hepatitis C. Bahayanya ke empat penyakit tersebut adalah tidak menimbulkan gejala pada awal perjalanan penyakit.

2. Pendekatan pendidikan jasmani
Pendekatan Pembelajaran Penjas


Materi utama dari kurikulum Penjas lebih banyak terdiri dari berbagai macam permainan, baik yang bersifat beregu maupun perorangan. Untuk permainan beregu yang kompleks, yang banyak menggunakan keterampilan terbuka, seperti volley, basket, sepak bola, atau bola tangan, permainannya sendiri memerlukan pertimbangan khusus.
Persiapan permainan beregu tentunya tidak cukup hanya mempersiapkan individu menguasai keterampilan-keterampilan yang ada dalam permainan itu, tetapi mencakup persiapan bagaimana anak mengkombinasikan keterampilan itu, menggunakannya dalam cara yang lebih kompleks, dan menghubungkannya dengan anak lain baik dalam kaitannya dengan konsep pertahanan atau penyerangan. Bagian ini akan menyajikan cara untuk melihat pada pengembangan pemain dari sudut pandang yang lebih makro, yang mempertimbangkan pengembangan keterampilan dan strateginya. Dalam pembelajaran Permainan, dewasa ini dikenal dua pendekatan, yaitu yang disebut Pendekatan Teknis dan Pendekatan Taktis. Pendekatan mana yang akan dipilih, semuanya diserahkan kepada guru masing-masing, disesuaikan dengan pemahaman untuk mencapai hasil yang dipandang optimal.

1. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis dalam pembelajaran permainan di dasarkan pada pemahaman bahwa siswa akan dapat melakukan permainan jika mereka sudah menguasai teknik dasarnya. Oleh karena itu, dalam pendekatan ini, guru akan memulai pembelajaran permainan dengan memberikan pelajaran teknik dasar.
Pandangan terhadap permainan ini mengedepankan kerangka pengembangan dan disebut tahapan permainan. Pentingnya aspek tahapan permainan ini telah timbul dari studi bagaimana keterampilan digunakan dalam permainan. Setiap tahapan pengajaran harus melibatkan pergerakan (perpindahan) dari latihan yang secara bertahap meningkat tingkat kesulitannya ke kondisi seperti permainan.
Perkembangan pemain dari permainan dapat dianggap terdiri dari empat tahap. Tahapan-tahapan tersebut dideskripsikan dalam bagian-bagian berikut:

a. Tahap satu
Dalam tahap satu guru berkepentingan dengan kemampuan siswa untuk mengontrol benda (obyek) atau tubuh. Siswa pemula dihadapkan dengan masalah ketidaktahuan tentang apa yang akan terjadi ketika mereka memukul, melempar, menangkap atau mengumpulkan benda tertentu. Tingkat kemampuan mengontrol benda yang sangat mendasar akan dikuasai pada tahapan pembelajaran permainan ini. Pengontrolan yang dimaksud adalah kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
• Aksi melontarkan (misalnya memukul, menendang, melempar). Anak dapat mengarahkan benda ke suatu tempat dengan besaran daya yang sesuai kepentingannya secara konsisten.
• Aksi menerima (misalnya menangkap, mengumpulkan). Anak dapat menguasai suatu benda yang datang padanya dari arah, kecepatan, dan ketinggian yang berbeda.
• Aksi membawa dan melepaskan (misalnya mendribbling, menggiring, dsb.). Anak dapat menjaga penguasaan terhadap benda yang bergerak dalam berbagai cara dan pada berbagai kecepatan.
Perkembangan keterampilan dalam tahap satu melibatkan pemberian pengalaman dalam menangkap dan melempar. Pengalaman demikian pertama-tama diberikan dalam kondisi yang paling mudah, dan bertahap pengontrolannya dilakukan dalam situasi yang lebih sulit dengan memanipulasi ketinggian, arah, tenaga dari benda yang dilemparkan atau ditangkap. Perkembangan dalam tahap satu juga memasukkan perubahan dari posisi benda diam ke benda yang bergerak dan dari posisi penerima diam ke posisi bergerak. Bandingkan tahapan pembelajaran antara anak SD dan siswa SMP yang tengah belajar pass atas pada bola voli.

3. Kebugaran jasmani dan manfaatnya

Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh manusia untuk melakukan aktivitas tanpa harus mengalami kelelahan yang berlebihan.

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Sudarno yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani merupakan suatu kondisi ketika tubuh mampu menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik dan efektif tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan tubuh masih memiliki cadangan energi untuk melaksanakan tugas lainnya.

Prof. Sutarman juga turut mengutarakan pendapatnya mengenai pengertian kebugaran jasmani. Beliau mengungkapkan kebugaran jasmani merupakan aspek fisik dan kebugaran menyeluruh yang memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif serta dapat menyesuaikan diri terhadap segala bentuk tantangan terhadap kondisi fisik.

Istilah lain dari kebugaran jasmani adalah physical fitness.

Kesegaran jasmani akan membantu orang-orang untuk beraktifitas dengan lebih efisien dan efektif tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

4. Batasan sehat dan kesehatan

Pengertian Kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948  menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”

Pengertian Kesehatan menurut Undang-Undang adalah

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna
Sehat menurut DEPKES RI. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Setiap pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Sementara menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.

Menurut Dian Mohammad Anwar dari Foskos Kesweis (Forum Komunikasi dan Studi Kesehatan Jiwa Islami Indonesia), pengertian kesehatan dalam Islam lebih merujuk kepada pengertian yang terkandung dalam kata afiat. Konsep Sehat dan Afiat itu mempunyai makna yang berbeda kendati tak jarang hanya disebut dengan salah satunya, karena masing-masing kata tersebut dapat mewakili makna yang terkandung dalam kata yang tidak disebut. Dalam kamus bahasa arab sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan dan afiat diartikan sebagai perlindungan Allah SWT untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipudaya. Perlindungan Allah itu sudah barang tentu tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi orang-orang yang mematuhi petunjuk-Nya. Dengan demikian makna afiat dapat diartikan sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.

Kesehatan bersifat menyeluruh dan mengandung empat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut:

1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.

• Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.

• Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

5. Masalah kesehatan dan aspek perilaku kesehatan
Perilaku Kesehatan
A.    PENGERTIAN PERILAKU
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.
Jadi kesimpulannya perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skinner (1938) seorang akhli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua,yaitu :
1.      Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup, misalnya ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.
2.      Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata, misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya.
B.     PERILAKU KESEHATAN
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
1.      Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek :
a.       Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit
b.      Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c.       Perilaku gizi (makanan dan minnuman)
2.      Perilaku pencarian dan penggunaan sisitem atau fasilitas pelayanan kesehatan
Upaya seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.Dimulai dari pengobatan sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3.      Perilaku kesehatan lingkungan
Becker, 1979 membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan, diantaranya :
a.       Perilaku hidup sehat
Kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup :
1.      Menu seimbang
2.      Olahraga teratur
3.      Tidak merokok
4.      Tidak meminum-minuman keras dan narkoba
5.      Istirahat yang cukup
6.      Mengendalikan stress
7.      Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.
b.      Perilaku sakit
Respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dsb.
c.       Perilaku peran sakit
Perilaku ini mencakup :
1.      Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2.      Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
3.      Mengetahui hak, misalnya memperoleh perawatan.


C.     DOMAIN PERILAKU
Factor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan prilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
1.      Faktor internal
Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan, yaitu :
a.       Kecerdasan
b.      Tingkat emosional
c.       Jenis kelamin
2.      Faktor eksternal
Lingkungan baik fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
Benyamin Bloom (1908), perilaku dibagi kedalam 3 dominan, yakni :
1.      Kognitif
2.      Afektif
3.      Psikomotor
Teori Bloom untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni :
1.      Pengetahuan
Domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, ialah :
a.       Proses adopsi perilaku
·         Awareness
·         Interest
·         Evaluation
·         Trial
·         Adoption
b.      Tingkatan pengetahuan
·         Tahu
·         Memahami
·         Aplikasi
·         Analisis
·         Sintesis
·         Evaluasi
2.      Sikap
Adalah respon tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

6. Peran masyarakat dalam proses pendidikan

Peran serta masyarakat hendaknya didayagunakan karena dapat membantu pelaksanaan pendidikan, baik dalam bentuk pembinaan moral, bakat, pengajaran, maupun budaya. Hal ini sejalan dengan semangat lokal yang ditengarai mampu mempengaruhi maju atau mundurnya manajemen sekolah. Dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat hendaknya dilandasi Dengan tas kesamaan tanggungjawab dan tujuan di antara lembaga pendidikan dan pihak masyarakat bersangkutan. Bagaimanapun sekolah adalah milik masyarakat, karena raw input sekolah itu sendiri berasal dari masyarakat, dan output sekolah nantinya akan kembali kepada masyarakat.

Jadi, masyarakat ikut menaruh kepentingan dan bertanggungjawab terhadap kelangsungan penyelenggaraan pendidikan disatuan-satuan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa bentuk hubngan lembaga pendidikan dengan masyarakat antara lain yaitu :
1) Mengikutsertakan warga sekolah dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti kesenian, perayaan hari nasional dan keagamaan, pelestarian lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Dengan melakukan kegiatan ini, ada banyak manfaat yang dapat dipetik, selain mengembangkan semangat pembinaan bagi peserta didik, aktivititas sekolah dan masyarakat juga mampu menyatu. Jadi masyarakat ekitar sekolah merasa ikut memiliki sekolah, sehingga sewaktu-waktu sekolah membutuhkan bantuan, masyarakat sekitarpun tidak segan-segan menolong. Contohnya peran keamanan sekolah yang turut dibantu masyarakat sekitar

2) Penyediaan fasilitas sekolah untuk keperluan masyarakat, contohnya penggunaan aula, lapangan olahraga, dan lain-lain. Dengan mempersilakan masyarakat sekolah menggunakan fasilitas sekolah (dengan tetap memperhatikan pertimbangan-pertimbangan tertentu), nantinya selain menumbuhkan kerukunan antara sekolah dengan masyarakat sekitar juga dapat diambil manfaat lainnya. Misalnya, pembinaan olahraga, dapat dibantu oleh masyarakat sekitar (tidak hanya oleh guru olahraga).

3) Mendayagunakan tokoh-tokoh potensial dalam masyarakat guna menunjang pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung

4) Mengikutsertakan POMG/komite sekolah dalam menunjang pelaksanaan pendidikan tanpa menambah beban yang memberatkan. Contohnya jika ada seorang wali murid yang memiliki kemampuan lebih di bidang kesenian, ia dapat membantu guru kesenian mengajar di kelas maupun di luar kelas (ekstrakurikuler).

5) Menjalin hubungan dengan instansi lain, seperti sekolah lain, instansi pemerintah terkait (dinas pendidikan, dinas kesehatan dan lain-lain), instansi swasta; perusahaan komersil. Ada banyak manfaat yang dapat diambil sekolah dengan menjalin hubungan dengan instansi pemerintah terkait, seperti dinas kesehatan. Misalnya dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan, pemberian obat-obatan, dan lain sebagainya. Adapun jika dengan instansi swasta, misalnya memberikan informasi lowongan kerja bagi sekolah, dan lain sebagainya.

Mengacu pada berbagai bentuk hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitar, dapat ditarik garis besar bahwa bidang kerjasama dapat meliputi pembinaan moral, bakat, pengajaran, dan budaya. Diantara kesemua bentuk hubungan kerjasama diatas, menurut hemat penulis akan lebih baik jika sekolah sangat memperhatikan pada hubungan kerjasama sekolah dengan orangtua / wali peserta didik. Hal ini dikarenakan wali peserta diidk yang paling memiliki kesamaan tanggung jawab dan tujuan dengan sekolah. Contoh pelaksanaan misalnya komunikasi mendalam ketika pembagian raport.

7. Peran guru dalam proses pendidikan

 Peranan Guru

Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.[1] Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak.[2] Pendidik adalah orang yang mengajar dan membantu siswa dalam memecahkan masalah pendidikannya. Sedangkan menurut kajian Islam, menurut  Imam al-Ghazali guru/pendidik adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, segala potensi yang ada pada peserta didik. Serta membersihkan hati peserta didik agar bisa dekat dan berhubungan dengan Allah SWT.[3]

Pendidik/guru di indonesia sendiri lebih dikenal dengan istilah pengajar, adalah tenaga kependidian yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagi profesi pendidik. pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan Perinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, peran guru dalam proses belajar berpust pada :

Mendidik anak dengan memberikan pengarahan dan motivasi untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang;
Memberi fasilitas, media, pengalaman belajar yang memadai;
Membantu mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri.[4]
Demikianlah dalam proses belajar mengajar, guru tidak terbatas hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian murid. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa, sehingga dapat merangsang murid untuk belajar aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.

Mengingat peranannya yang begitu penting, maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman dan kemampuan secara komprehensif tentang kompetensinya sebagai pendidik.[5] Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, seperti yang di ungkapkan oleh Brand dalam Educational Leadership menyatakan bahwa hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan metode pembelajaran, semua bergantung kepada guru. Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran, serta tanpa dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh, segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

2.1.1        Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

Peran utama seorang guru adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, bagaimana pun hebatnya teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari, mendapatkan informasi, dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran seorang guru.[6]  Ada beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, antara lain :

Guru sebagai Demonstrator

Dengan peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya. Dengan terus belajar, diharapkan akan tercipta siswa yang unggul. Menurut The Liang Gie, yang dikutip oleh Sunardi Nur dan Sri Wahyuningsih “ karakteristik siswa yang unggul ada tiga, yaitu gairah belajar yang mantap, semangat maju yang menyala dalam menuntut ilmu dan kerajinan mengusahakan studi sepanjang waktu”.[7]

Sedangkan menurut Wina Sanjaya, yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.

8. Program pendidikan kesehatan

PENGERTIAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)

Pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara kesehatan.Menurut Wood dikutip dari Effendi (1997)

Unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997)

Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20)

 2.2 TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).

Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan 3 domain perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain), dan psikomotor (psychomotor domain). (Notoatmodjo, 2003: 127)

Menurut Notoatmodjo (2007: 139) dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:

Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2)   Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3)   Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4)   Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5)   Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6)   Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

9. Proses pendidikan bagi hidup sehat

Prosss pendidikan kesehatan juga mengikuti proses pendidikan seperti yang tertulis pada artikel sebelumnya, dan unsur-unsurnya pun sama. Yang bertindak selaku pendidik kesehatan di sini adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka. Karena itu individu, kelompok ataupun masyarakat, di samping dianggap sebagai sasaran (obyek) pendidikan, juga dapat berlaku sebagai subyek (pelaku) pendidikan kesehatan masyarakat apabila mereka diikut-sertakan di dalam usaha kesehatan masyarakat.

Yang diartikan anak didik atau sasaran pendidikan adalah masyarakat atau individu, baik yang sakit maupun yang tidak/belum sakit, baik anak-anak maupun orang dewasa, baik masyarakat yang non-educated maupun yang educated, baik masyarakat awam maupun petugas kesehatan. Hal ini akan tergantung pada tingkat dan tujuan pendidikan yang diberikan. Adapun yang dimaksud materi pendidikan kesehatan di sini adalah ilmu kesehatan dan ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan tingkah laku manusia.

Mengingat sasaran pendidikan meliputi berbagai lapisan masyarakat, baik vertikal maupun horisontal, maka materi pendidikan kesehatan harus disusun sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan masyarakat sasaran.

Memberikan pendidikan kesehatan kepada anak-anak berbeda dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada orang dewasa; memberikan pendidikan kepada masyarakat terpelajar berbeda dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang tidak berpendidikan. Dengan demikian maka materi pendidikan yang diberikan kepada masyarakat awam berbeda dengan yang diberikan kepada petugas-petugas kesehatan. Untuk para petugas kesehatan yang dipentingkan adalah pemberian materi yang berhubungan dengan tingkah laku, metode-metode pendidikan, cara-cara berkomuni¬kasi dan sebagainya, dan bukan ilmu kesehatannya.

Lingkungan pendidikan kesehatan juga mengikuti Tri Pusat Pendidikan, yaitu:
Pendidikan kesehatan di dalam keluarga yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab para orang tua (ayah dan ibu). Tugas pendidikan kesehatan di dalam keluarga lebih menitik-beratkan pada penanaman kebiasaan-kebiasaan, norma-norma, dan sikap hidup sehat.
Pendidikan kesehatan di dalam sekolah, adalah tanggung jawab para guru di sekolah. Hal ini terwujud dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan pendidikan kesehatan di sekolah, di samping melanjutkan penanaman kebiasaan dan norma-norma hidup sehat kepada murid, juga memberikan pengetahuan kesehatan.
Pendididkan kesehatan di masyarakat, yang dapat dilakukan melalui berbagai lembaga dan organisasi masyarakat.

10. Pendekatan pendidikan kesehatan

Metode pendidikan kesehatan yaitu, meliputi

1. Metode pendidikan Individual (perorangan)

Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk :

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), yaitu ;

1) Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif

2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.

3) Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)

b. Interview (wawancara)

1) Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan

2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode pendidikan Kelompok

Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.

a. Kelompok besar

1) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil

1) Diskusi kelompok ;

Dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi memberikan pancingan, mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada dominasi dari salah satu peserta.

2) Curah pendapat (Brain Storming) ;

Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa pun, baru setelah semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

3) Bola salju (Snow Balling)

Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.

5) Memainkan peranan (Role Play)

Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

6) Permainan simulasi (Simulation Game)

Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.






3. Metode pendidikan Massa

Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh :

a. Ceramah umum (public speaking)

Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya oleh menteri atau pejabat kesehatan lain.

b. Pidato pidato.

Sekian terima

Komentar

Postingan Populer